Ujian Take Home UKD IV Ekonomi Publik
UKD IV
EKONOMI PUBLIK
EKONOMI PEMBANGUNAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
OLEH: WINNY PERWITHOSUCI
Ujian Take
Home Ekonomi Publik
1.
Jelaskan
gambar di bawah ini!
JAWAB:
KOMPONEN
KEBIJAKAN
1. Masalah
kebijakan (policy problems)
Masalah merupakan nilai-nilai
dan kebutuhan yang diharapkan dapat dipecahkan secara formal, masalah adalah kondisi atau situasi yang menuntut kebutuhan-kebutuhan atau
ketidakpuasan pada masyarakat dan memerlukan penanggulangan. Masalah dapat
menjadi isu, dan tidak semua isu dapat dimasukkan dalam agenda pemerintah.
Suatu masalah akan menjadi masalah kebijakan (policy problem) apabila dapat
membangkitkan orang banyak melakukan tindakan terhadap masalah tersebut
(Nurdin, 2003).
Isu akan memperoleh respon dari pembuat kebijakan apabila memenuhi
kriteria:
1.
Telah mencapai suatu titik kritis tertentu
2.
Telah mencapai tingkat partikulasi tertentu
3.
Menyangkut emosi tertentu dilihat dari sudut kepentingan orang banyak
4.
Menjangkau dampak amat luas
5.
Memasalahkan kekuasaan dan keabsahan dalam masyarakat
·
Diperlukan proses penyusunan
masalah sampai ditetapkan masalah kebijakan yang dihadapi pemerintah
·
Penyusunan masalah (problem
structuring) dalam rangka menganalisa kebijakan pemerintah adalah proses dengan
4 tahapan :
-
pemahaman situasi permasalahan
-
konseptualisasi masalah (to
know substantive of problem)
-
spesifikasi permasalahan
-
pemahaman permasalahan (problem
sensing)
·
Setelah melalui 4 tahapan di
atas, didapatkanlah policy problems.
2.
Alternatif kebijakan (policy
alternatives)
·
Setelah didapatkan policy
problems, dicarilah alternatif-alternatif kebijakan untuk mengatasi policy
problems yang dihadapi pemerintah tsbt.
·
Metode yang digunakan tergantung
kebutuhannya. Misalnya untuk mengetahui prospek keadaan waktu digunakan Forcasting
method (ada 3: proyeksi, prediksi, konjektur).
·
Proyeksi (dengan data time
series), prediksi (berdasarkan hubungan sebab akibat), konjektur (peramalan
berdasarkan subyektifitas atau intuisi belaka, ini merupakan metode forcasting
yg paling lemah dan tidak ilmiah).
3.
Tindakan kebijakan (policy
actions)
·
dari berbagai alternative
kebijakan pemerintah tersebut, kemudian direkomendasi/disarankan satu pilihan
kebijakan yg dipertimbangkan paling tepat sebagai kebijakan pemerintah.
·
Ukuran / Kriteria pemilihan
kebijakan yang tepat :
-
Efektifitas
-
Efisiensi
-
pemerataan (equity)
-
tepat guna (appropriateness)
-
ketanggapan (responsiveness)
-
dll
·
Apabila kebijakan yang
direkomendasi tersebut diterima oleh yang berwenang, kemudian dilaksanakan sebagai
tindakan kebijakan pemerintah (policy actions).
4.
Hasil kebijakan (policy
outcomes)
·
Dari pelaksanaan kebijakan
(policy actions) tersebut perlu dimonitor (monitoring) untuk mengetahui
kecenderungannya.
·
Apabila hasilnya cenderung
kurang berhasil, maka sebelum berlanjut segera dihentikan dan dicari
alternative kebijakan lainnya (policy alternatives) yang lebih tepat. Tetapi
apabila hasilnya cenderung baik, maka diteruskan, sehinga akan kelihatan hasil
nya (policy output) dan dampaknya
(outcomes)
5.
Pola pelaksanaan kebijakan
(policy performance)
·
Hasil kebijakan dinilai dengan
ukuran seperti saat merekomendasi satu kebijakan dengan kriteria pemilihan
kebijakan (Efektifitas, Efisiensi,
pemerataan (equity), tepat guna (appropriateness), ketanggapan
(responsiveness), dll.
·
Apabila dari pelaksanaan
kebijakan hasilnya baik, maka dijadikan pola pelaksaan selanjutnya.
·
Pola ini kemudian disimpulkan
praktis (Practical inference problem) yaitu dijadikan acuan apabila didapatkan
masalah kebijakan yang sama akan dicari pemecahannya dengan pola kebijakan yang
sama pula, demikianlah seterusnya.
Tahapan analisis kebijakan
Melakukan analisis kebijakan seperti di atas dapat
dikelompokkan kedalam empat tahap analisis, yaitu :
1.
Persiapan (Preparation)
2.
Penilaian (Appraisal)
3.
Pelaksanaan (Implementation)
4.
Evaluasi dampak (evaluation
with impact or effect)
Proses perumusan kebijakan meliputi:
mendefinisikan masalah, menyusun agenda, dan merumuskan masalah.
Secara formal, MASALAH adalah kondisi atau situasi yang
menuntut kebutuhan-kebutuhan atau ketidakpuasan pada masyarakat dan memerlukan
penanggulangan. Masalah dapat menjadi isu, dan tidak semua isu dapat dimasukkan
dalam agenda pemerintah. Suatu masalah akan menjadi masalah kebijakan (policy problem) apabila dapat
membangkitkan orang banyak melakukan tindakan terhadap masalah tersebut
(Nurdin, 2003).
Isu akan memperoleh respon dari
pembuat kebijakan apabila memenuhi kriteria:
·
Telah mencapai suatu
titik kritis tertentu
·
Telah mencapai tingkat
partikulasi tertentu
·
Menyangkut emosi
tertentu dilihat dari sudut kepentingan orang banyak
·
Menjangkau dampak amat
luas
·
Memasalahkan kekuasaan
dan keabsahan dalam masyarakat
Siklus isu kebijakan adalah pre-problem, alarmed
discovery and euphoric enthusiasm,
counting the costs and benefit, decline of public interest in issues, post problem. Isu akan menjadi agenda
setting apabila menjadi bagian agenda sistemik yang lebih besar.
Implementasi kebijakan adalah tindakan yang dilaksanakan
oleh individu/kelompok pemerintah dan swasta yang diarahkan pada pencapaian
tujuan dan sasaran yang menjadi prioritas dalam keputusan kebijakan (Sumber :
http://zenabidin.lecture.ub.ac.id/files/2013/09/3-KPP-komponen-dan-analisis-kebijakan.doc)
2. Salah satu alasan mengapa pemerintah memberikan subsidi dalam
bentuk uang (Bantuan Langsung Tunai) adalah karena secara teori biaya subsidi
dalam bentuk uang lebih kecil dibandingkan biaya subsidi dalam bentuk penurunan
harga. Benarkah biaya subsidi dalam bentuk penurunan harga lebih besar daripada
biaya subsidi dalam bentuk uang ? mengapa, buktikan (gunakan asumsi Hicks dan
Slutsky)
JAWAB:
Ya, benar.
Subsidi merupakan alokasi anggaran yang disalurkan
melalui perusahaan/lembaga yang memproduksi, menjual barang dan jasa, yang
memenuhi hajat hidup orang banyak sedemikian rupa, sehingga harga jualnya dapat
dijangkau masyarakat.
Pemerintah memberikan subsidi BBM misalnya, harga BBM
disubsidi sedemikian rupa agar seluruh masyarakat bisa menjangkaunya.
Berdasarkan mekanisme subsidi harga tersebut
di atas, harga normal yang ditetapkan oleh produsen (misalnya Pertamina dalam
hal bensin premium) sebesar Pm (misalnya = Rp 9.900 per liter bensin
premium) atau disebut juga harga pasar. Pertamina mendapatkan untung (laba)
sebesar Rp3.400 apabila menjual di antara harga Po hingga Pm.
Dalam contoh ini apabila Po (harga pokok Pertamina) sebesar Rp 6.500.
Dimana untung (laba) dihitung dari Pm–
Po= Rp9.900 – Rp6.500 = Rp3.400. Dengan adanya kebijakan
subsidi, pihak pemerintah membayar kepada pihak Pertamina sebesar rentang harga
Ps. Dengan demikian, besarnya subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah
sebesar keuntungan/laba(dalam contoh ilustrasi di atas yaitu Rp3.400 per liter
bensin premium) atau sebesar keuntungan ditambahkan sebagian besarnya harga
pokok apabila penetapan harga jual bensin premium ditetapkan pemerintah lebih
rendah dari harga pokok Pertamina.Dalam kasus kedua tentu saja besarnya subsidi
yang harus ditanggung pemerintah menjadi lebih besar. Misalnya, apabila pemerintah
menetapkan harga jual bensin premium Rp4.500 per liter, maka besarnya subsidi
yang dibayarkan pemerintah sebesar Rp 5.400 per liter bensin premium. Hal ini
didasarkan pada perhitungan harga pasar (Pm) – harga jual = Rp9.900 –
Rp4.500 = Rp5.400. Bayangkan saja pemerintah perlu mengeluarkan uang banyak
untuk mensubsidi BBM. Mekanisme diatas
hampir sama apabila pemerintah berencana memberikan bantuan dengan bentuk
subsidi terhadap barang lain.
Apabila pemerintah memberikan bantuan dalam
bentuk langsung tunai (BLT), selain pengeluaran pemerintah lebih sedikit
daripada bantuan dalam beentuk subsidi karena hanya orang-orang kategori tidak
mampu yang menerimanya tidak seperti subsidi dalam bentuk penurunan harga yang
seluruh lapisan masyarakat baik yang kaya maupun yang miskin. Bantuan dalam
bentuk langsung tunai (BLT) juga sangat terasa langsung manfaatnya. Yaitu
orang-orang tersebut dapat menggunakannnya untuk dibelanjakan barang-barang
yang berbeda kombinasinya setiap orang, jadi tingkat kepuasan masing-masing
individu bisa maksimal. (Sumber: Memahami
Pengertian dan Kebijakan Subsidi dalam APBN Oleh Dungtji Munawar, Widyaiswara
Utama BDK Cimahi)
Dalam pendekatan Hicks, apabila pemerintah
memberikan pengurangan dalam bentuk subsidi harga, ambil contoh pemerintah
memberikan subsidi dalam bentuk penurunan harga barang normal, maka ketika
barang tersebut harganya turun karena subsidi, permintaan akan barang tersebut
akan naik dan pendapatan riil masyarakat akan naik. Ketika harga turun maka
permintaan akan barang tersebut akan naik sehingga produksi akan bertambah dan terjadi
eksplorasi SDA secara besar besaran. Dan biaya pemerintah akan hal ini akan lebih
besar. Hicks beranggapan bahwa terjadinya perubahan pendapatan riil dan konumen
ingin mempertahankan kepuaan yang tetap sama dengan cara mengorbankan /
mengurangi barang lain dan tetap pada utilitas yang sama.
Dalam pendekatan Slutsky, ia memandang bahwa
pendapatan nyata tidak berubah apabila konsumen menggunakan kombinasi konsumsi
seperti sebelum adanya perubahan harga.
3. Salah satu alternatif untuk membiayai defisit anggaran (APBN)
adalah dengan pinjaman/utang luar negeri. Coba sdr jelaskan rasional dari utang
luar negeri ? lakukan analisis bagaimana pengaruh utang luar negeri terhadap
perekonomian khususnya tingkat bunga, investasi, konsumsi, employment dan
pendapatan nasional ?
JAWAB :
Dalam proses pembangunan, negara memerlukan
modal yang sangat banyak. Terlebih di negara berkembang yang modal dalam
negerinya terbatas. Untuk itu, diperlukan tambahan modal dari luar negeri untuk
memperlancar proses pembangunan. Utang
luar negeri bukan hanya dibutuhkan dalam proses perdagangan, tetapi juga
dibutuhkan dalam perekonomian suatu negara untuk menunjang proses produksi
dalam negeri. Artinya, utang luar negeri merupakan mata rantai yang
menghubungkan kegiatan internal dan eksternal perekonomian suatu negara. Dalam
paham ini sulit sekali menyatakan bahwa suatu negara bisa saja tidak berutang
sama sekali. Tetapi jelas sekali bahwa jumlah dan pemanfaatan utang tersebut
harus dikendalikan dan dikelola secara benar sehingga justru tidak menjadi beban
yang berkepanjangan. Hutang luar
negeri juga berperan dalam mengatasi kesenjangan ekspor-impor sehingga utang
luar negeri memberikan tambahan devisa yang diperlukan negara dikarenakan hasil
ekspor yang tidak mencukupi untuk menambah modal untuk pembangunan nasional.
Hutang dalam efisit anggaran ini digunakan
untuk perbaikan infrastruktur dan pembangunan fasilitas publik. Dalam pandangan
Ricardian, defisit anggaran tidak berpengaruh apa-apa terhadap perekonomian.
Sedangkan dalam pandangan kaum Keynesian, defisit anggaran mempengaruhi
perekonomian, karena pajak yang ditanggung masyarakat pada tahun sekarang lebih
sedikit daripada tahun sebelumnya karena hutang defisit anggaran sudah lunas.
Seperti misalkan pemerintah menggunakan defisit anggaran untuk membangun waduk
Gajah Mungkur dengan lama pelunasan hutang 30 tahun dan umur ekonomis waduk 80
tahun. Ketika beroperasi waduk dapat mengairi persawahan dan perkebunan di
sepanjang aliran sungai bengawan solo di sebagian wilayah Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Dengan adanya irigasi yang baik, maka hasil pertanian melimpah dan
pendapatan masyarakat semakin banyak dan dapat digunakan untuk membayar pajak
dimana pajak tersebut adalah sumber dana pemerintah untuk membayar hutang untuk
pembangunan waduk tersebut. Ketika hutang sudah lunas dan umur ekonomis waduk
masih lama, waduk masih memberikan manfaat sehingga beban pajak bisa diturunkan.
Jadi pendapatan masyarakat naik dan konsumsi pun naik, permintaan secara
agregat naik, produksi naik, demand faktor produksi seperi SDM naik, kesempatan
kerja naik, pengangguran berkurang, pendapatan nasional naik dan perekonomian
meningkat. (Sumber: hasil analisis mahasiswi)
Kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus-menerus
meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan
nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat. Pengaruh dari peran ini
bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan investasi dalam perekonomian.
Pertama, investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat. Maka
kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat dan pendapatan
nasional. Peningkatan seperti ini akan selalu diikuti oleh pertambahan dalam
kesempatan kerja. Kedua, pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan
menambahkan kepastian memproduksi di masa depan dan perkembangan ini akan
menstimulir pertambahan produksi nasional dan kesempatan kerja. Ketiga,
investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi. Perkembangan akan
memberikan sumbangan penting ke atas kenaikan produktivitas dan pendapatan per
kapita masyarakat sehingga dapat meningkatkan konsumsi, pertambahan produksi,
kesempatan kerja bertambah, pengangguran akan berkurang, dan pendapatan
nasional akan mengalami kenaikan. (Sumber: Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi
Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan. Jakarta: Kencana)
4. Buatlah rancangan pelayanan publik yang
berstandar yang seharusnya terdapat di Kota asal Saudara yang berjalan saat
ini. Bila sudah dibuat standar, apa kelemahan dan keunggulan standar pelayanan
yang telah dibuat di instansi Saudara?
JAWAB:
Menurut pengamatan saya, yang perlu disoroti
dan perlu perbaikan mengenai pelayanan publik adalah pada pelayanan di pos
pemeriksaan mata sebelum melakukan tes praktik SIM. Sebelum melakukan test
praktik SIM, syarat yang haru dipenuhi adalah pemeriksaan test mata. Di pos
pemeriksaan mata yang berlokasi di depan Gelora Merdeka, Jombor, Sukoharjo
tempat dilaksanakannya ujian praktik SIM sudah memiliki standar yang baik. Pemeriksaan
yang dilakukan pegawai dinas kesehatan dan peralatan yang cukup lengkap namun belum
sepenuhnya nyaman dan tertib.
Apabila dilihat sekilas dari luar, pos pemeriksaan
tersebut seperti rumah biasa dengan halaman yang penuh sepeda motor yang sedang
diparkir. Tidak ada pemandangan seperti klinik yang seharusnya nampak sebagai
identitas bahwa disana adalah tempat pemeriksaan mata, mengingat yang melakukan
pemeriksaan adalah seorang tenaga medis. Kondisi di dalam ruang pemeriksaan
hanya ada bangku dan kursi tua dan Snellen Chart yang sudah lusuh. Selain itu,
diluar ruangan terdapat bangku panjang untuk menunggu giliran dipanggil dan
satu set printer dan scanner yang digunakan untuk memfotokopi KTP dan kartu
pendaftaran Ujian SIM dengan tatanan kurang rapi. Di samping rumah terdapat
warung makan yang selalu ramai karena warung itu satu-satunya yang berada dekat
dengan pos pemeriksaan tersebut, mengingat calon peserta ujian SIM harus
mengantre dari pagi untuk mendapatkan surat keterangan mata sehat dan normal
sehingga banyak dari mereka yang sekalian sarapan di warung itu. Dengan kondisi
ini bisa dibayangkan betapa ramainya suasana disana. Selain suasananya yang
begitu riuh, petugas medis yang bertugas pun kurang ramah.
Seharusnya di tempat pemeriksaan mata itu ditata
sedemikian rupa agar terlihat rapi dan teratur, mengingat tempat ini erat
hubungannya dengan persyaratan ujian SIM dengan kepolisian sebagai payungnya.
Warung makan kurang tepat berada di satu tempat dengan
tempat pemeriksaan mata ini. Boleh saja berdekatan untuk menarik pelanggan
mengingat sedari pagi sudah ramai dengan peserta yang mengantre untuk dipanggil
petugas medis sembari sarapan, namun lebih baik diberi jarak beberapa meter
untuk mengurangi suasana crowded.
Selain itu, petugas medis yang melakukan pemeriksaan,
harus diberi pelatihan atau ditegur petugas yang berwenang (misalnya dari pihak
atasan) agar tercipta customer satisfaction.
Komentar
Posting Komentar