With you I wanna spend the rest of my life
Selama ini aku selalu obsesif untuk sebuah hal. Even hal tersebut gagal di tengah perjalanan, it's okay, karena aku telah mencoba at least.
Alhamdulillah satu persatu impian yang pernah aku utarakan (walaupun hanya sukses tertulis di buku diary) mulai tercapai. Bukan impian menjadi presiden atau orang paling berkuasa di dunia. Melainkan mimpi-mimpi yang mengantarkanku selalu menikmati apa yang telah Tuhan berikan padaku.
Aku memiliki sebuah goal. Sebuah final dari mimpi-mimpi yang aku rajut. Sebuah fase dimana nantinya aku sudah tidak lagi memikirkan mimpi apa selanjutnya. Mungkin bukan mimpi, tapi hanya rencana-rencana kecil yang akan aku lakukan bersama pasangan hidupku kelak.
Banyak dari keluarga besarku yang bertanya siapa pasangaku sekarang ini. Mulai dari embah, tante, sampai embah buyut :D
Single. Ya aku masih single di sampai hari ini.
Pernah embahku tanya padaku "Nduk, kenapa kok kamu ga pernah bawa pacarmu? Kok seperti nya kamu semangat sekali sekolah dan menuntut ilmu, sampai lupa tidak memikirkan pacar."
Aku hanya jawab, "Hehe mboten mbah, ini konsen kuliah dulu dan Insya Allah kuliah terus. Nanti jodoh juga datang sendiri"
Aku membayangkan suatu saat nanti ketika impian finalku telah tercapai, aku masih bisa melanjutkannya dengan melakukan rencana-rencana sederhana bersama orang yang Insya Allah adalah yang terbaik menurut versi-Nya untuk mendampingiku selamanya.
Aku adalah orang yang mematok kriteria tertentu untuk orang yang akan menjadi pasanganku. Aku butuh orang yang pintar dan pengertian.
Kenapa pintar? Well, aku sangat suka membaca dan bertanya. Ya, bertanya. Aku suka bertanya apa saja. Mencari jawaban lewat expert maupun mencari jawaban dari hasil diskusi bersama orang yang memang dia punya passion untuk itu.
Aku suka mempelajari apa saja. Aku selalu ingin tahu. Apapun itu, bila masih dapat dijelaskan dengan lisan maupun tulisan.
Aku butuh orang yang pengertian, kenapa? Aku bukan orang yang sempurna. Aku masih belajar menjadi lebih baik. Aku sadar terkadang aku sangat keras kepala dan obsesif dalam melakukan sesuatu. Dan aku butuh orang yang benar-benar mengerti aku.
Ada salah seorang temanku bertanya, kenapa tidak memilih pria mapan?
Siapa sih yang tidak mau menjadi pasangan orang yang sudah mapan dari segala hal?
Tapi dalam kamusku, mapan adalah nomor sekian.
Mapan itu proses.
Kembali lagi ke kriteria pintar. Menurutku, cowok pintar itu akan sepaket dengan ganteng. Tapi kalo ganteng, dia belum tentu pintar. Gitu sih kalau menurutku :p
Sorry, aku nggak nulis post ini sebagai usaha cari jodoh :p lebih untuk share aja sih. Toh apakah nanti kriteria yang aku patok akan tetap sama? Who knows?
Komentar
Posting Komentar