Ekonomi Makro: Kurva IS-LM
TUGAS EKONOMI MAKRO
KURVA IS - LM
EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2014/2015
1. KURVA IS-LM
A. KURVA IS 4 KUADRAN
Di perekonomian tertutup, bocoran (W) adalah aliran yang keluar dari sirkulasi pendapatan terdiri dari dua jenis: tabungan (S) dan pajak pemerintah (Tx). Dengan demikian W=S+T. Sedangkan suntikan (J) adalah aliran yang masuk dalam sirkulasi pendapatan terdiri dari investasi dan pengeluaran pemerintah. Maka J=I+G. Hubungan antara suntikan dengan suku bunga ditunjukkan dalam kuadran (a) Kurva I+G arahnya menurun kekanan yang berarti penurunan suku bunga meningkatkan nilai I+G, karena semakin rendah suku bunga semakin tinggi nilai investasi. Dalam kuadran (b) S+T ditunjukkan pada sumbu tegak dan I+G ditunjukkan pada sumbu datar. Berarti garis 45 derajat menunjukkan kesamaan antara suntikan dan bocoran, yang berarti I+G=S+T. Kuadran (c) menunjukkan hubungan diantara bocoran dengan tingkat pendapatan nasional. Kurva S+T bergerak naik ke kanan oleh karena semakin tinggi pendapatan nasional, semakin tinggi pula tabungan dan pajak yang dipungut. Berdasarkan kurva-kurva di kuadran (a), (b), (c) dapat dibentuk kurva IS. Kuadran (b) menunjukkan syarat keseimbangan yang perlu dipenuhi, yaitu kesamaan (equilibrium) nilai suntikan dan bocoran di pasar barang. Titik a dan b pada kuadran (b) menentukan keseimbangan di pasar barang. Titik a menunjukkan keseimbangan pada pasar barang di mana bocoran sebanyak W0 dan suntikan J0. Suntikan sebesar J0 dicapai pada saat suku bunga i0 dan bocoran W0 dicapai pada saat pendapatan nasional Y0. Hal ini berarti J0=W0 hanya berlaku apabila suku bunga i0 dan pendapatan nasional Y0. Hubungan ini ditunjukkan oleh titik A pada kuadran (d). Ketika I+G = S+T seperti ditunjukkan oleh titik b pada kuadran (b) menggambarkan bahwa suntikan adalah sebesar J1 dan bocoran adalah sebesar W1. Suntikan sebesar J1 berlaku ketika suku bunga sebesar i1 sedangkan bocoran sebesar W1 berlaku ketika tingkat pendapatan nasional sebesar Y1. Keseimbangan ini ditunjukkan oleh titik B pada kuadran (d). Apabila titik A dan B dan titik-titik lain ditentukan dengan cara yang sama dan dihubungkan maka akan diperoleh kurva IS seperti pada Gambar diatas (d).
B. KURVA LM 4 KUADRAN
Hubungan tingkat bunga dengan pendapatan nasional keseimbangan mempunyai slope positif (mempunyai hubungan searah), yaitu pada saat tingkat bunga meningkat, maka pendapatan nasional keseimbangan juga akan meningkat. Sebaliknya pada saat tingkat bunga turun, pendapatan nasional keseimbangan akan mengalami penurunan.
Pada kuadran 2 menunjukkan penurunan kurva LM dari fungsi uang untuk transaksi dan untuk berjaga-jaga serta untuk spekulasi, yang menunjukkan hubungan antara tingkat bunga dengan pendapatan nasional keseimbangan. Pada saat tingkat bunga sebesar 10%, tingkat pendapatan nasional keseimbangan sebesar Rp 200 milyar, dan pada tingkat bunga 20% pendapatan nasional keseimbangan sebesar Rp 300 milyar yang terlihat pada kurva keseimbangan LM.
2. PERUBAHAN KURVA IS-LM
1. Investasi Perusahaan (I)
2. Pengeluaran Pemerintah (G)
3. Perdagangan Internasional (X, M)
Kenaikan I, G, X netto menggeser kurva IS ke kanan yang menjadikan r0 naik r1, Y0 naik Y1
4. Kenaikan Tx netto mengakibatkan kurva IS bergeser ke Kiri menjadikan r0 turun r1 , Y0 turun Y1
5. Pertambahan penawaran uang (Ms)
Kenaikan dalam MS dari MS0 ke MS1 akan diikuti penurunan tingkat bunga dari r0 ke r1, perubahan penawaran ini tidak akan menggeser kurva IS tetapi LM, dimana kurva LM kekanan LM0 menjadi LM1, sehingga Y meningkat dari Y0 menjadi Y1
3. LIQUIDITY TRAP
Gambar diatas menunjukkan adanya LIQUIDITY TRAP bagian horizontal permintaan uang kas pada tingkat bunga rL. Liquidity Trap menggambarkan bahwa pada tingkat bunga yang begitu rendah (menurut ukuran pengalaman-pengalaman masa lalu), elastisitas permintaan uang kas (Cash on Hand) tak terhingga besarnya. Masyarakat tidak akan memegang surat berharga pada tingkat bunga ini (rL) karena masyarakat memperkirakan bahwa di kemudian hari tingkat bunga akan naik sebab tingkat bunga ini (rL ) sudah begitu rendah dan tidak mungkin turun lagi. Dengan kata lain setiap orang akan mengharap surat berharga akan turun di masa datang sehingga tidak ada seorangpun yang mau memberli surat berharga sekarang, semuanya menghendaki uang kas (permintaan uang dengan demikian menjadi elastis tak terhingga,setiap ada penambahan jumlah uang ialah perubahan).
DAFTAR PUSTAKA
_____. Analisis IS-LM. (sumber : http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=kurva+LM+4+kuadran+sadono+sukirno&source=web&cd=6&cad=rja&uact=8&ved=0CE4QFjAF&url=http://sunarto.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/1696/KESEIMBANGAN%2BUMUM%2BMODEL%2BIS-LM.doc&ei=cnVAVKP3O-LZmAX0tYHgBg&usg=AFQjCNFRU6kJ90w4SAQBhSgU8rDmLRfSVw&sig2=8aojoy5qRPdRnhuJPCqpwg&bvm=bv.77648437,d.dGY diakses 16 Oktober 2014)
_____. Ekonomi Uang dan Bank. (sumber : http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ekonomi_uang_dan_bank/bab_3_permintaan_uang.pdf diakses 16 Oktober 2014)
Mankiw, Gregory. 2007. Makroekonomi Edisi Keenam. Erlangga: Jakarta.
Sukirno, Sadono. 2004. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Raja Grafindo Perkasa: Jakarta.
KURVA IS - LM
EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2014/2015
1. KURVA IS-LM
A. KURVA IS 4 KUADRAN
Di perekonomian tertutup, bocoran (W) adalah aliran yang keluar dari sirkulasi pendapatan terdiri dari dua jenis: tabungan (S) dan pajak pemerintah (Tx). Dengan demikian W=S+T. Sedangkan suntikan (J) adalah aliran yang masuk dalam sirkulasi pendapatan terdiri dari investasi dan pengeluaran pemerintah. Maka J=I+G. Hubungan antara suntikan dengan suku bunga ditunjukkan dalam kuadran (a) Kurva I+G arahnya menurun kekanan yang berarti penurunan suku bunga meningkatkan nilai I+G, karena semakin rendah suku bunga semakin tinggi nilai investasi. Dalam kuadran (b) S+T ditunjukkan pada sumbu tegak dan I+G ditunjukkan pada sumbu datar. Berarti garis 45 derajat menunjukkan kesamaan antara suntikan dan bocoran, yang berarti I+G=S+T. Kuadran (c) menunjukkan hubungan diantara bocoran dengan tingkat pendapatan nasional. Kurva S+T bergerak naik ke kanan oleh karena semakin tinggi pendapatan nasional, semakin tinggi pula tabungan dan pajak yang dipungut. Berdasarkan kurva-kurva di kuadran (a), (b), (c) dapat dibentuk kurva IS. Kuadran (b) menunjukkan syarat keseimbangan yang perlu dipenuhi, yaitu kesamaan (equilibrium) nilai suntikan dan bocoran di pasar barang. Titik a dan b pada kuadran (b) menentukan keseimbangan di pasar barang. Titik a menunjukkan keseimbangan pada pasar barang di mana bocoran sebanyak W0 dan suntikan J0. Suntikan sebesar J0 dicapai pada saat suku bunga i0 dan bocoran W0 dicapai pada saat pendapatan nasional Y0. Hal ini berarti J0=W0 hanya berlaku apabila suku bunga i0 dan pendapatan nasional Y0. Hubungan ini ditunjukkan oleh titik A pada kuadran (d). Ketika I+G = S+T seperti ditunjukkan oleh titik b pada kuadran (b) menggambarkan bahwa suntikan adalah sebesar J1 dan bocoran adalah sebesar W1. Suntikan sebesar J1 berlaku ketika suku bunga sebesar i1 sedangkan bocoran sebesar W1 berlaku ketika tingkat pendapatan nasional sebesar Y1. Keseimbangan ini ditunjukkan oleh titik B pada kuadran (d). Apabila titik A dan B dan titik-titik lain ditentukan dengan cara yang sama dan dihubungkan maka akan diperoleh kurva IS seperti pada Gambar diatas (d).
B. KURVA LM 4 KUADRAN
Hubungan tingkat bunga dengan pendapatan nasional keseimbangan mempunyai slope positif (mempunyai hubungan searah), yaitu pada saat tingkat bunga meningkat, maka pendapatan nasional keseimbangan juga akan meningkat. Sebaliknya pada saat tingkat bunga turun, pendapatan nasional keseimbangan akan mengalami penurunan.
Pada kuadran 2 menunjukkan penurunan kurva LM dari fungsi uang untuk transaksi dan untuk berjaga-jaga serta untuk spekulasi, yang menunjukkan hubungan antara tingkat bunga dengan pendapatan nasional keseimbangan. Pada saat tingkat bunga sebesar 10%, tingkat pendapatan nasional keseimbangan sebesar Rp 200 milyar, dan pada tingkat bunga 20% pendapatan nasional keseimbangan sebesar Rp 300 milyar yang terlihat pada kurva keseimbangan LM.
2. PERUBAHAN KURVA IS-LM
1. Investasi Perusahaan (I)
2. Pengeluaran Pemerintah (G)
3. Perdagangan Internasional (X, M)
Kenaikan I, G, X netto menggeser kurva IS ke kanan yang menjadikan r0 naik r1, Y0 naik Y1
4. Kenaikan Tx netto mengakibatkan kurva IS bergeser ke Kiri menjadikan r0 turun r1 , Y0 turun Y1
5. Pertambahan penawaran uang (Ms)
Kenaikan dalam MS dari MS0 ke MS1 akan diikuti penurunan tingkat bunga dari r0 ke r1, perubahan penawaran ini tidak akan menggeser kurva IS tetapi LM, dimana kurva LM kekanan LM0 menjadi LM1, sehingga Y meningkat dari Y0 menjadi Y1
3. LIQUIDITY TRAP
Gambar diatas menunjukkan adanya LIQUIDITY TRAP bagian horizontal permintaan uang kas pada tingkat bunga rL. Liquidity Trap menggambarkan bahwa pada tingkat bunga yang begitu rendah (menurut ukuran pengalaman-pengalaman masa lalu), elastisitas permintaan uang kas (Cash on Hand) tak terhingga besarnya. Masyarakat tidak akan memegang surat berharga pada tingkat bunga ini (rL) karena masyarakat memperkirakan bahwa di kemudian hari tingkat bunga akan naik sebab tingkat bunga ini (rL ) sudah begitu rendah dan tidak mungkin turun lagi. Dengan kata lain setiap orang akan mengharap surat berharga akan turun di masa datang sehingga tidak ada seorangpun yang mau memberli surat berharga sekarang, semuanya menghendaki uang kas (permintaan uang dengan demikian menjadi elastis tak terhingga,setiap ada penambahan jumlah uang ialah perubahan).
DAFTAR PUSTAKA
_____. Analisis IS-LM. (sumber : http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=kurva+LM+4+kuadran+sadono+sukirno&source=web&cd=6&cad=rja&uact=8&ved=0CE4QFjAF&url=http://sunarto.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/1696/KESEIMBANGAN%2BUMUM%2BMODEL%2BIS-LM.doc&ei=cnVAVKP3O-LZmAX0tYHgBg&usg=AFQjCNFRU6kJ90w4SAQBhSgU8rDmLRfSVw&sig2=8aojoy5qRPdRnhuJPCqpwg&bvm=bv.77648437,d.dGY diakses 16 Oktober 2014)
_____. Ekonomi Uang dan Bank. (sumber : http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ekonomi_uang_dan_bank/bab_3_permintaan_uang.pdf diakses 16 Oktober 2014)
Mankiw, Gregory. 2007. Makroekonomi Edisi Keenam. Erlangga: Jakarta.
Sukirno, Sadono. 2004. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Raja Grafindo Perkasa: Jakarta.
Komentar
Posting Komentar