Winny Perwithosuci

Oke ini sebenarnya lanjutan dari tulisan gue tempo dulu hahaha Well, malam itu gue sebenarnya mau cerita a lot. Tapi berhubung cape bingits dan ngantuk dan nanti paling kalau gue nulis pasti typo dan (lagi) kalian bakal ketawi (ketawa ketiwi) ngebaca ke-typo- an gue yaudah mending sekarang aja hehe Jadi kadang gue itu ngerasa kalau gue Itu nggak kompeten. Ehm ini ada hubungannya dengan kepribadian gue yang sanguinis. Oke jadi gini, setiap gue mau memutuskan sesuatu pasti selaluuuuuuuuuu minta pertimbangan banyak orang. Nggak cuma satu tapi banyak. Oke lupakan itu. Kita move ke hal lain aja... Well etis nggak sih kalau ngomong sesuatu yang belum terjadi? Ntar takutnya gharar gitu. Nggak tau gharar? Itu loh istilah yang ada di keuangan syariah hahahahaha oke karena ragu ragu mending ceritanya lusa aja ya, bye!

Aku masih terus bertanya... mengapa? Aku terus mencari jawabannya. Kepada fajar dan kepada senja. Ini bukan seperti tts setiap minggunya yang muncul di koran yang dengan mudahnya aku temukan jawaban. Aku mengerti bahwa kebahagian tak pernah setia. Ia berkelana mencari tuannya. Sedangkan bagi kita para pendamba? Aku belum paham betul apa arti dunia sebenarnya. Kebahagiaan, kesedihan, datang, dan meninggalkan. Datang... Segala sesuatunya datang. Apakah mereka hadir atas undangan kita atau mereka yang hadir karena takdir. Setahun yang lalu aku melewati hari dengan rasa yang biasa. Tak ada yang istimewa. Sampai sang kedatangan pun datang. Aku tak mengundangnya ataupun menginginkannya. Kala itu aku masih tunduk mengikuti takdir akan membawaku kemana. Semua berjalan baik baik saja. Walaupun sang kedatangan kadang membuatku muram tapi ia selalu melukis pelangi setelah itu. Sampai akhirnya takdir berbicara. Sang kedatangan pun perlahan memberikan pesan bahwa ia akan pergi. Aku tau ia ta